Pandangan tentang manusia
Secara khusus pendekatan REBT berasumsikan bahwa individu memiliki karakteristik sbb :
- Individu memiliki potensi yang unik untuk berfikir rasional dan irasional.
- Pikiran irasional berasal dari proses belajar irasional yang didapat dari orang tua dan budayanya.
- Manusia adalah makhluk verbal dan berfikir melalui simbol dan bahasa.
- Individu memilki potensi untuk mengubah arah hidup personal dan sosialnya.
- Perasaan dan pemikiran yang negatif dapat diorganisasikan sehingga menjadi logis dan rasional.
Teori ABC
Teori ABC merupakan teori tentang kepribadian individu dari sudut pandang pendekatan REBT, kemudian ditambahkan D dan E untuk mengakomodasikan perubahan dan hasil yang diinginkan dari perubahan tsb. Selanjutnya, ditambahkan Gyang diletakan keawal untuk memberikan konteks pada kepribadian individu :
G | (goals) atau tujuan-tujuan, yaitu tujuan fundamental |
A | (activating events in a person’s life) atau kejadian yang mengaktifkan atau mengakibatkan individu. |
B | (beliefs) atau keyakinan baik rasional maupun irasional. |
C | (consequences) atau konsekuensi baik emosional maupun tingkah laku. |
D | (disputing irrational belief) atau melakukan desputi pikiran irasional. |
E | (effective new philosophy of life)atau mengembangkan filosofi hidup yang efektif. |
F | (further action/new feeling) atau aksi yang akan dilakukan lebih lanjut dan perasaan baru yang dikembangkan. |
FTGEllis menegaskan bahwa irrasional thinking (berfikir irasional) menjadi masalah bagi individu karena :
- Menghambat individu dalam mencapai tujuan, menciptakan emosi yang ekstrim yang mengakibatkan stres dan menghambat mobilitas dan mengarahkan pada tingkah laku yang menyakitkan diri.
- Menyalahkan kenyataan (salah menginterpretasikan kejadian yang terjadi atau tidak didukung oleh bukti yang kuat).
- Mengandung cara yang tidak logis dalam mengevaluasi diri, orang lain dan lingkungan sekitar.
Tujuan konseling
Tujuan utama konseling REBT adalah membantu individu menyadari bahawa mereka dapat hidup dengan lebih irasional dan lebih produktif. Ellis dan Benard mendeskripsikan beberapa sub tujuan yang sesuai dengan nilai dasar pendekatan REBT, yaitu :
- Memiliki minat diri
- Memiliki minat sosial
- Memiliki pengarahan diri
- Toleransi
- Fleksibel
- Memiliki penerimaan
- Dapat menerima ketidakpastian
- Dapat menerima diri sendiri
- Dapat mengambil resiko
- Memiliki harapan yang realitas
- Memiliki toleransi terhadap frustasi yang tinggi
- Memiliki tanggung jawab pribadi
Peran dan fungsi konselor
- Aktif-direktif, mengambil peran lebih banyak untuk memberikan penjelasan terutama pada awal konseling.
- Mengkonfrontasikan pikiran irasional konseli secara langsung.
- Menggunakan berbagai teknik untuk menstimulus konseli untuk berpikir dan mendidik kembali diri konseli sendiri.
- Secara terus menerus “menyerang” pemikiran irrasional.
- Mengajak konseli untuk mengatasi masalahnya dengan kekuatan berpikir bukan emosi.
- Bersifat didaktif.
Sebagai seorang konselor harus memiliki keterampilan untuk membangun hubungan konseling, yaitu sebagai berikut :
- Empati
- Menghargai
- Ketulusan
- Kekongkritan
- Konfrontasi
Teknik-teknik konseling
- Teknik kognitif
- Dipute kognitif
Untuk mengubah keyakinan irasional konseli melalui philosophical persuation, didactic presentation, socratic dialogue, vicarious experience, dan berbagai ekspresi verbal lainya.
- Analisis rasional
Tekhnik untuk mengajarkan konseli bagaimana membuka dan mendebat ke yakinan irasional.
- Dispute standard ganda
Mengajarkan konseli melihat dirinya memiliki standar ganda tentang diri, orang lain dan lingkungan sekitar.
- Skala katastropi
Membuat proporsi tentang peristiwa-peristiwa yang menyakitkan.
- Devil’s advocate atau rational role reversal
Meminta konseli untuk memainkan peran yang memiiki keyakinan rasional sementara konselor memainkan peran menjadi konseli yang irasional. Konseli melawan keyakinan irasional konselor dengan keyakinan rasional yang diverbalisasikan.
- Membuat frame ulang
Mengevaluasi kembali hal-hal yang mengecewakan dan tidak menyenangkan dengan mengubah frame berfikir konseli.
- Teknik imageri
- Dispute imajinasi
Setelah melakukan dispute secara verbal, konselor, meminta konseli untuk membayangkan dirinya kembali pada situasi yang menjadi masalah dan melihat apakah emosinya telah berubah.
- Kartu kontrol emosional (the emosional control card/ECC)
Alat yang dapat membantu konseli menguatkan dan meluaskan praktik REBT. ECC digunakan untuk memperkuat proses belajar, secara lebih khusus perasaan marah, kritik, kecemasan, dan depresi.
- Proyeksi waktu
Meminta konseli memvisualisasikan kejadian yang tidak menyenangkan ketika kejadian itu terjadi.
- Teknik melebih-lebihkan
Meminta konseli membayangkan kejadian yang menyakitkan atau kejadian yang menakutkan, kemudian melebih-lebihkan sampai pada taraf yang paling tinggi.
- Teknik behavioral
- Dispute tingkah laku
Memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengalami kejadian yang menyebabkan berfikirnya irasional dan melawan keyakinan tersebut.
- Bermain peran.
Dengan bantuan konselor, konseli melakukan role play tingkah laku baru yang sesuai dengan keyakinan yang rasional.
- Peran rasional terbalik
Meminta konseli memainka peran yang memiliki keyakinan rasional sementara konselor memainkan peran menjasi konseli yang irasional.
- Pengalaman langsung
Dilakukan melalui perencanaan dan penerapan keterampilan mengatasi masalah yang telah dipelajari sebelumnya.
- Menyerang rasa malu
Melakukan konfrontasi terhadap ketakutan untuk malu dengan secara sengaja bertingkah laku yang melakukan dan mengundang ketidaksetujuan lingkungan sekitar.
- Pekerjaan rumah
Untuk mengontrol tingkah laku irasional menjadi rasional.