PENDEKATAN PSIKOANALISIS

Pandangan tentang manusia

Pendekatan psikoanalis dikembangkan oleh Sigmund Freud, tingkah laku manusia ditentukan oleh kekuatan irasional, motivasi bawah sadar (unconsiousness motivation), dorongan (drive) biologis dan insting, serta kejadian psikoseksual selama 6 th pertama kehidupan (Corey,1986, p.12). insting merupakan pusat dari pendekatan yang dikembangkan freud. Insting yang ada bertujuan sebagai pertahanan hidup dari individu dan manusia, berorientasi pada pertumbuhan, perkembangan dan kreativitas.

Manusia memiliki insting mati (death instincts) dan insting hidup (life instincts). Insting mati (death instincts) berhubungan dengan dorongan agresif, menusia memanifestasikan insting mati (death instincts) melalui tingkah laku seperti keinginan bawah sadar untuk mati atau untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Sedangkan insting hidup (life instints) untuk mempertahankan hidup, berorientasi pada pertumbuhan, perkembangan dan kreativitas.

Konsep dasar

Pendekatan psikoanalisis memiliki ciri : menekankan pada pentingnya riwayat hidup konseli (perkembangan psikoseksual), pengaruh dari implus-implus genetik (insting), pengaruh energi hidup (libido), pengaruh pengalaman dini, dan pengaruh irasional dan sumber ketidaksadaran perilaku.

Manusia memiliki gambaran jiwa yang dianalogikan seperti gunung es. Consciousness (kesadaran) berisikan ide-ide atau hal-hal yang disadari, subconsciousness (pra-kesadaran) berisi ide-ide atau hal-hal yang tidak disadari yang sewaktu-waktu dapat dipanggil ke kesadaran, dan unconsciouseness (ketidaksadaran) mernupakan bagian besar dari gambaran jiwa manusia yang terdiri dari perilaku dimasa lalu yang ditekan dan dilupakan dialam bawah sadar.

Gambar 1. Konsep gunung es

Struktur kepribadian psikoanalisis

Teori psikoanalisis melihat kepribadian terbagi menjadi 3 sistem utama yaitu id, ego dam super-ego :

  1. Id, bersifat warisan genetik dan bawaan sejak lahir. Id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan, karena menyediakan dorongan menuju pengaejaran keinginan pribadi.
  1. Ego, dilihat dari sebagai satu-satunya unsur rasional dalam struktur kepribadian manusia. Bekerja dengan melakukan kontak dengan dunia realitas, karena kontak dengan realitas ego menjadi pengontrol utama dalam kesadaran, menyediakan pemikiran dan perencanaan realistis dan logis, dan akan sanggup meredam pikiran dan keinginan irasional dari id.
  1. Super-ego merepresentasikan suara hati, beroperasi berdasarkan prinsip realisme moral. Super-ego mempresentasikan kode moral pribadi, didasarkan pada persepsi seseorang mengenai moralitas dan nilai masyarakat. Sehingga super-ego akan memberikan rasa bangga dan cinta-diri, dan hukuman seperti rasa bersalah atau rendah diri bagi manusia atau individu.

Jika ego gagal dalam menyalurkan kehendak id maka akan timbul hukuman berupa kecemasan, yang dibagi menjadi 3 yaitu :

  • Kecemasan realitas, dirasakan karena adanya ancaman yang nyata atau ancaman yang diperkirakan akan dihadapi dilingkungan. Contoh, cemas meninggalkan kendaraan yang baru dibeli ditempat yang sunyi.
  • Kecemasan moral, kecamasan yang dihasilkan dari hati nurani. Contoh, cemas akan gagal dalam menghadapi ujian.
  • Kecemasan neurotik, kecemasan yang muncul karena rasa bimbang, tidak ada yang mengontrol tingkah lakunya, bersifat tidak sadar.

Perkembangan kepribadian psikoanalisis

  1. Fase oral (0-1 th)

Kenikmatan dan kepuasan bersumber dari mulutnya, melalui menghisap dan menggigit. Orang terdekat adalah ibu. Masalah yang timbul jika gagal dalam fase ini adalah ketidakpercayaan kepada orang lain, menolak cinta dari orang lain, ketidakmampuan membentuk hubungan yang intim.

  1. Fase anal (1-3 th)

Pusat kenikmatan terletak pada daerah anus yaitu melalui menahan dan melepaskan terutama saat buang air besar. Tugas perkembangan pada masa ini adalah kemandirian, menerima kekuatan personal dan belajar mengekspresikan perasaan negatif seperti marah dan agresif.

  1. Fase phallic (3-5 th)

Pusat kepuasan pada daerah kelamin. Fase pembentukan identitas seksual. Cara orangtua merespon secara verbal dan non-verbal terhadap keinginan seksual anak memiliki pengaruh pada pembentukan identitas seksual dan perasaan yang dikembangkan.

  1. Fase laten (5-12 th)

Lebih berminat ke sekolah, teman bermain, olah raga dan berbagai aktivitas baru. Karena masa ini perkembangan terjadi pada aspek motorik dan kognitif.

  1. Fase ganital (>12 th )

Masa puber bagi perkembangan anak. Mulai membangun pertemanan, terlibat pada aktivitas seni dan olah raga serta mempersiapkan karir.

Mekanisme pertahanan ego

–          Represi, yaitu upaya untuk menyembunyikan dan memendam semua memori, perasaan dan pikiran sederhana sedalam mungkin kedalam diri karena kemunculanya akan menimbulkan rasa sakit dan takut.

–          Rasionalisasi, yaitu upaya untuk mengjustifikasi atau menyediakan penjelasan paling masuk akal untuk membuat perilaku yang  tidak diinginkan jadi terlihat masuk akal dan diterima secara sosial.

–          Regresi, yaitu upaya untuk kembali ke bentuk perilaku sebelumnya.

–          Identifikasi, yaitu upaya meniru seseorang atau sesuatu karena memberinya kepuasan atau kompetensi tertentu.

–          Displacement, yaitu gerak menjauh dari satu objek untuk mendekati objek lain yang kurang begitu mengancam atau menghasilkan kecemasan.

–          Overcompensation, yaitu keterampilan perilaku yang mencerminkan kabalikan dari perasaan yang direpresikan.

 

Tujuan konseling

Membuat kesadaran (conscious) hal-hal yang tidak disadari (unconscious) konseli. Hal-hal yang terdapat pada ketidaksaran (unconscious) dibawa kelevel kesadaran (conscious). Ketika hal-hal yang telah ditekan kedalam ketidaksadarandimunculkan kembali, maka maslaah tersebut dapat diatasi secara lebih rasional dengan menggunakan berbaga

Teknik-teknik konseling psikoanalisis

  1. Teknik analisis kepribadian (case histories)
  • Dilakukan dengan melihat dinamika dari dorongan primitif (libido) terhadap ego dan bagaimana super-ego menahan dorongan tersebut.
  • Memastikan  ego dapat mempertahankan keseimbangan dorongan id dan super-ego.
  • Kemudian dicari penyebab jika ego tidak dapat mempertahankan keseimbangan tersebut.
  • Pendekatan sejarah kasus, guna melihat fase perkembangan yang terhambat.
  1. Hipnotis (hipnosis)
  • Tujuanya untuk mengeksplorasi dan memahami faktor ketidaksadaran penyebab utama masalah.
  • Konseli diajak melakukan katarsis dengan memverbalisasikan konflik yang telah ditekan kealam tak sadar.
  • Hasil tidak bertahan lama karena setelah sadar penyebab masalah tetap ada dan mengganggu.
  1. Asosiasi bebas (free asspciation)
  • Meminta konseli berbaring rileks.
  • Kemudian diminta mengasosiasikan (mengikuti) kata-kata yang diucapkan sendiri atau konselor, dengan menggunakan kata pertama kali muncul dalam ingatanya tanpa memperdulikan konsekuensi.
  • Id diminta berbicara, ego dan super-ego diam.
  1. Analisis resistensi
  • Resistensi dapat berbentuk tingkah laku yang memiliki komitmen pada pertemuan konseling, tidak menepati janji, menolak mengingat mimpi, menghalangi pikiran saat asosiasi bebas dan lainya. Analisis kondisi ini akan membantu konseli berhasil dalam terapi.
  1. Analisis tranferensi
  • Konseli akan menstransfer perasaan tentang orang yang penting dalam dirinya kepada konselor.
  • Konselor mendorong tranferensi dan menginterpretasikan perasaan positif dan negatif yang diekspresikan.
  • Pelepasan berupa terapeutis, katarsis emosional.
  1. Interpretasi
  • Konselor membantu konseli memahami peristiwa dari masa lalu dan sekarang.
  • Interpretasi menyangkut penjelasan dan analisis berbagai pikiran, perasaan dan tindakan konseli.
  • Konselor harus tepat mimilih waktu untuk menggunakan interpretasi sehingga konseli siap menerima dan mendapat insight.

Teori psikoanalisis melihat klien sebagvai individu yang lemah dan penuh ketidakpastian sehingga memerlukan bantuan besar untuk merekonstruksi kepribadian yang normal. Konselor disini berfungsi sebagai memfasilitasi atau mengarahkan penstrukturan ulang tersebut. Klien akan didorong untuk berbicara bebas, mengutarakan ketidaknyamanan, mebicarakan kesulitan dan menceritakan peristiwa yang dirasa memalukan. Konselor akan menyediakan interpretasi setepat mungkin dan berusaha meningkatkan pemahaman klien mengenai apa yang terjadi pada dirinya. Diharapkan prosedur ini dapat mengungkapkan alam bawah sadar dan membantu klien mencapai kemampuan mengatasi secara realistik keinginan klien

Leave a comment